حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu’bah dari Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Dan dari Husain Al Mu’alim berkata, telah menceritakan kepada kami Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri”.
Sahih Bukhari.
Pedoman
1. Ikatan ukhwah dan kasih-sayang sesama muslim adalah berdasarkan kepada keimanan kepada Allah SAW.
2. Apabila diikat oleh iman, ia akan melahirkan ikatan ukhwah yang luar biasa mengatasi ukhwah yang lahir hasil dari ikatan selain dari iman kepada Allah.
3. Marilah kita asuh dan latih iman kita agar setiap ‘amal yang kita laksanakan ianya adalah di atas dasar iman dan bukan di atas dasar yang lain.